Minggu, 28 Maret 2010

Jelaskan mengenai teori kebutuhan Maslow?



Berikut ini adalah lima kebutuhan dasar Maslow yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga kebutuhan yang tidak terlalu krusial :
• Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (rumah) dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas dan lainnya.
• Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contohnya seperti bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari terror, dan lain sebagainya.
• Kebutuhan Sosial
Contohnya adalah memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis.
• Kebutuhan Penghargaan
Contohnya adalah pujian, piagam, tanda jasa, hadiah.
• Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.


Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu obyek?

1. Faktor dalam diri si pengarti merupakan pandangan yang yang muncul dari dalam diri si pengarti ketika melihat atau memperhatikan suatu obyek tertentu. Termasuk didalamnya sikap – sikap, motif – motif minat – minat, pengalaman dan harapan.
2. Faktor – faktor dalam situasi merupakan situasi yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan sebuah persepsi. Termasuk diantaranya waktu, keadaan kerja dan keadaan social.
3. Faktor dalam diri target merupakan sesuatu yang muncul dari suatu obyek yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menetukan persepsinya. Termasuk didalamnya sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan dan kemiripan.

Jelaskan Mengenai Teori Atribusi?

Ada tiga teori atribusi yaitu :
1. Theory of Correspondent Inference (Edward Jones dan Keith Davis) : apabila perilaku berhubungan dengan sikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut. Hubungan yang demikian adalah hubungan yang dapat disimpulkan (Correspondent Inference). Bagaimana mengetahui bahwa perilaku berhubungan dengan karakteristiknya?
• Dengan melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinginan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan dari karakternya.
• Pengamatan terhadap perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan beberapa pilihan.
• Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan. Misalnya, seorang juru tulis diminta menjadi juru bayar. Dengan peran yang baru akan tampak keaslian perilaku yang merupakan gambaran dari karakternya.
2. Model of Scientific Reasoner (Harold Kelley, 1967, 1971) : Harold Kelley mengajukan konsep untuk memahami penyebab perilaku seseorang dengan memandang pengamat seperti ilmuwan, disebut ilmuwan naïf. Untuk sampai pada suatu kesimpulan atribusi seseorang, diperlukan tiga informasi penting. Masing – masing informasi juga harus menggambarkan tinggi – rendahnya. Tiga informasi tersebut adalah :
• Distinctiveness : konsep ini merujuk kepada bagaimana seseorang berperilaku pada kondisi yang berbeda – beda. Distinctiveness yang tinggi terjadi apabila orang yang bersangkutan mereaksi secara khusus pada suatu peristiwa. Sedangkan Distinctiveness yang rendah terjadi apabila seseorang merespon sama terhadap stimulus yang berbeda.
• Konsistensi : hal ini merujuk pada pentingnya waktu sehubungan dengan suatu peristiwa. Konsistensi dikatakan tinggi apabila seseorang merespon sama untuk stimulus yang sama pada waktu yang berbeda. Apabila responnya tidak menentu maka seseorang dikatakan konsistensinya rendah.
• Konsensus : apabila orang lain tidak bereaksi sama dengan seseorang, berarti konsensusnya rendah, begitupun sebaliknya. Selain itu konsep tentang konsensus selalu melibatkan orang lain sehubungan dengan stimulus yang sama.
Dari tiga informasi diatas, dapat ditentukan atribusi pada seseorang. Menurut Kelley ada tiga atribusi. Pertama adalah atribusi internal, dikatakan perilaku seseorang merupakan gambaran dari karakternya bila distinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah dan konsistensinya tinggi. Kedua adalah atribusi eksternal, dikatakan demikian apabila ditandai dengan distinctiveness yang tinggi, konsensus tinggi dan konsistensi juga tinggi. Ketiga adalah atribusi internal – eksternal, hal ini ditandai dengan distinctiveness yang tinggi, konsensus rendah dan konsistensi tinggi.
3. Konsensus (Weiner) : ada dua macam dimensi pokok yaitu keberhasilan dan kagagalan memiliki penyebab internal atau eksternal. Kemudian stabilitas penyebab, stabil atau tidak stabil.

Jelaskan mengenai langkah – langkah pengambilan keputusan rasional?

Pengambilan keputusan yang optimal merupakan pengambilan keputusan yang rasional dimana seorang individu membuat pilihan dengan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas tertentu. Langkah – langkah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
• Mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada. Suatu masalah timbul apabila ada perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa seseorang akan langsung membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Pertama, orang itu harus mengetahui perbedaan sebelum mulai mencari pemecahan masalah. Kedua, orang tersebut harus termotivasi untuk mengurangi perbedaan. Ketiga, orang tersebut harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah.
• Mengidentifikasi kriteria keputusan
Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan dan keputusan. Semakin banyak ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalah, maka semakin baik pemecahan masalahnya.
• Menimbang kriteria
Setelah mengetahui kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan criteria mana yang lebih penting atau kurang penting.
• Membuat alternatif pilihan tindakan
Setelah mengenali dan menimbangi criteria keputusan, langkah berikutnya adalah mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah. Pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternatif.
• Mengevaluasi setiap alternatif
Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkan, langkah ini memakan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah lain dalam proses pengambilan keputusan. Kemudian, pada saat informasi telah terkumpul, dapat dipergunakan untuk mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkan, langkah ini membutuhkan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah lain dalam proses pengambilan keputusan. Kemudian, pada saat informasi telah terkumpul, dapat dipergunakan untuk mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan.
• Memperkirakan keputusan yang paling optimal
Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif.

Minggu, 21 Maret 2010

Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual

Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi.Pengambilan keputusan adalah menetapkan suatu persepsi yang diyakini individu
Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oleh managernya.
Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya.
Pengambilan keputusan tidak akan terlepas dari persepsi karena saling keterkaitan,dalam hal ini ketika kita mengambil keputusan dalam suatu masalah pasti kita punya persepsi karena persepsi merupakan cara pandang kita dalam menghadapi masalah.Jadi disitulah adanya hubungan antara persepsi dengan pengambilan keputusan.

Bagaimana seharusnya keputusan individual itu dibuat

pengambilan keputusan merupakan salah satu hal mendasar dalam organisasi bahkan dalam kehidupan. Keputusan itu diambil dari berbagai alternatif pilihan yang ada. Jika keputusan yang diambil itu tepat maka akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya, jika keputusan yang diambil salah maka akan memberikan hasil yang tidak baik. Dalam pengambilan keputusan ini ada beberapa proses yang harus dilalui hingga akhirnya keputusan yang terbaik itu diambil. Maka ketika kita mengambil keputusan harus dipikirkan dengan matang – matang sehingga kita bisa mengambil keputusan secara efektif dan efisien.Ketika keputusan akan dibuat kita harus mempunyai persepsi yang kita anggap bagus sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik dan terarah.

Langkah-langkah Pengambilan keputusan rasional.

1. Menetapkan Tujuan
Pengambil keputusan menetapkan tujuan yang akan dicapai sehingga tahu kendala-kendala apa yang muncul yang dapat menghambat tujuan tersebut dicapai. Tujuan yang ditentukan dapat berupa tujuan yang spesifik dan dapat diukur ataupun tujuan yang bersifat umum.
2. Mengidentifikasi masalah
Permasalahan merupakan kondisi dimana adanya ketidaksamaan antara kenyataan dengan apa yang diharapkan. Permasalahan perlu untuk diidentifikasi agar dapat menemukan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Jika penyebab dari permasalahan ini tidak dapat diidentifikasi dengan baik, maka permasalahan yang muncul tidak dapat diatasi dengan baik pula. Ada 3 kesalahan yang sering dilakukan di dalam mengidentifikasi masalah, yaitu :
a. Mengabaikan permasalahan
Kadang sulit untuk menentukan suatu keadaan yang tidak baik sebagai suatu permasalahan. Dalam hal ini memang dibutuhkan suatu ketrampilan khusus atau pengalaman untuk bisa menentukan bahwa kondisi tidak baik tersebut merupakan masalah atau tidak.
b. Pemusatan terhadap kejala
Pemecahan masalah tidak sampai ke akar-akarnya tetapi hanya berkutat pada gejala yang ada. Padahal gejala yang muncul seringkali bukan merupakan sumber dari masalah tersebut. Dari sini bisa disimpulkan bahwa masalah tidak teridentifikasi dengan baik dan keputusan yang diambil pun tentunya kurang tepat.
c. Melindungi diri
Hal ini berkaitan erat dengan seorang pemimpin atau pengambil keputusan. Kadang jika informasi yang didapat mengenai suatu masalah menyangkut pimpinan, pimpinan tersebut berusaha untuk melindungi dirinya dengan merusak informasi yang ada. Misalnya banyak karyawan yang keluar dari suatu perusahaan atau organisasi dengan alasan pimpinan yang terlalu otoriter, pimpinan tidak mau menyadari atau menerima bahwa sebenarnya sumber masalahnya adalah dirinya.

3. Mengembangkan sejumlah alternative
Setelah masalah teridentifikasi maka yang selanjutnya dilakukan adalah mengembangkn sejumlah alternatif untuk menyelesaikan masalah. Para pengambil keputusan harus mampu mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Maka dari itu dibutuhkan kemampuan untuk dapat menganalisa sebanyak-banyaknya informasi yang didapat, baik informasi dari intern maupun informasi dari ekstern.

4. Penilaian dan pemilihan alternative
Setelah mendapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah, selanjutnya yang dilakukan adalah menilai alternatif-alternatif tersebut dan memilih alternatif mana yang terbaik untuk memecahkan masalah. Alternatif yang terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.

5. Melaksanakan Keputusan
Setelah keputusan ditetapkan maka kemudian keputusan tersebut harus dilakukan. Sekalipun keputusan yang diambil adalah keputusan yang dianggap terbaik, tidak menutup kemungkinan kegagalan itu terjadi karena sering kali penerapan yang dilakukan tidak tepat. Jadi seharusnya antara keputusan dan kemampuan kerja harus seimbang agar kaputusan yang diambil bisa dikerjakan dengan maksimal sehingga hasilnya pun maksimal.

6. Evaluasi dan Pengendalian
Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak dapat begitu saja menganggap bahwa hasil yang diinginkan dapat dicapai tetapi harus tetap mengadakan evaluasi dan pengendalian. Biasanya didalam mengerjakan keputusan masalah yang ada akan muncul kembali. Disini pengambil keputusan harus mengambil keputusan yang lain atau melakukan koreksi terhadap keputusan yang lama.

Kesalahan – kesalahan dalam pengambilan keputusan

Rasionalitas yang Dibatasi, membuat keputusan dengan membuat berbagai model sederhana yang menggali fitur dasar dari masalah tanpa mendapatkan semua kerumitannya.
Salah satu aspek yang lebih menarik dari rasionalitas yang dibatasi adalah susunan dari alternatif-alternatif yang dianggap penting dalam menentukan alternatif-alternatif yang dipilih.

Bias Kepercayaan Diri yang Berlebih, dari sudut pandang organisasional, salah satu penemuan yang lebih menarik terkait kepercayaan diri berlebih lemah kemungkinan besar menaksir kinerja dan kemampuan mereka terlalu tinggi. Kepercayaan diri yang berlebih kemungkinan besar muncul ketika anggota-anggota organisasional mempertimbangkan isu-isu atau masalah-masalh yang berbeda di luar bidang keahlian mereka.

Bias Jangkar, adalah kecendrungan untuk sangat tertarik dengan informasi awal, dari mana kita kemudian gagal menyesuaikan diri dengan baik untuk informasi yang berikutnya. Jadi, kesan, ide, imbalan, dan perkiraan awal membawa bobot yang tidak semestinya sehubungan dengan informasi yang akan diterima nantinya. Contoh kasusunya, ketika seseorang calon pemberi kerja menanyakan berapa banyak bayaran Anda dalam pekerjaan Anda sebelumnya, jawaban Anda biasanya menentukan penawaran pemberi kerja.

Bias konfirmasi, kecendrungan untuk mencari informasi yang menguatkan pilihan-pilihan masa lalu dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan penilaian-penilaian masa lalu. Kita cenderung begitu menerima informasi yang menguatkan pandangan-pandangan yang telah terbentuk sebelumnya. Bias konfirmasi ini memengaruhi ke mana kita pergi untuk mengumpulkan bukti karena kita cenderung mencari tempat-tempat yang kemungkinan besar akan member tahu apa yang ingin kita dengar.
Bias Ketersediaan, kecendrungan individu mendasarkan penilaian mereka pada informasi yang sudah tersedia bagi mereka. Peristiwa yang memicu emosi, yang sangat nyata, atau yang terjadi baru-baru ini cenderung lebih berada dalam ingatan kita. Akibatnya, kita cenderung manaksir terlalu tinggi peristiwa-peristiwa yang kurang mungkin terjadi, seperti kecelakaan pesawat terbang.

Bias Respresentatif, menilai kemungkinan satu kejadian dengan menggangap situasi saat ini sama seperti situasi di masa lalu. Misalnya, para manajer sering kali memprediksi kinerja sebuah produk baru dengan mengaitkannya denagn keberhasilan produk yang sama sebelumnya.

Peningkatan Komitmen, komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan meskipun terdapat informasi negatif. Peningkatan komitmen memiliki implikasi yang nyata terhadap keputusan-keputusan manajerial. Manajer yang efektif adalah menajer yang bisa membedakan antara situasi di mana ketekunan akan memberikan hasil dan situasi si mana ketekunan tidak akan memberikan hasil.

Kesalahan yang Tidak Disengaja, kecendrungan individu untuk percaya bahwa mereka bisa memprediksi hasil dari peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja. Pembuatan keputusan menjadi terganggu ketika kita berusaha mengartikan peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja adalah ketika kita mengubah pola imajiner manjadi tahayul.

Kutukan Pemenang, proses pembuatan keputusan yang memperlihatkan bahwa pertisipan yang menang dalam sebuah lelang biasanya membayar terlalu tinggi untuk barang yang dimenangkan. Kutukan pemenang muncul dalam tawar-menawar yang kompetitif. Kutukan pemenang menjadi lebih kuat ketika jumlah penawar meningkat. Ini karena semakin banyak penawar, semakin besar kemungkinan beberapa dari mereka sangat meninggikan nilai barang tersebut. Jadi, berhati-hatilah dengan lelang di mana sejumlah besar penawar terlibat.
Bias Peninjauan Kembali, kecendrungan kita untuk pura-pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari sebuah peristiwa secara akurat, setelah hasil itu benar-benar diketahui. Contohnya, semakin banyak individu yang sepertinya telah yakin akan siapa yang memenangkan Super Bowl pada hari setelah pertandingan bila dibandingkan individu yang yakin akan hal itu pada hari sebelum pertandingan. Bias peninjaun kembali mengurangi kemampuan kita untuk belajar dari masa lalu. Hal ini memungkinkan kita untuk berpikir bahwa kita lebih baik dalm membuat prediksi daripada yang sebenarnya dan bisa menjadikan kita lebih yakin akan akurasi keputusan di masa mendatang.